ADSENSE Link Ads 200 x 90
ADSENSE 336 x 280
Sungguh
berbeda antara manusia dengan Allah sebagai Sang Pencipta. Allah dapat
melakukan apapun dengan sendiri, tanpa meminta pertolongan siapapun. Berbeda
dengan Allah, manusia merupakan makhluk ciptaan Allah dan sebagai makhluk sosial,
tentunya sangat membutuhkan bantuan orang lain. Segala sesuatu yang dapat
dilakukan manusia tentu tidak akan terwujud tanpa adanya campur tangan Allah. Sudah
sepatutnya manusia memohon pertolongan Allah dengan cara berdoa, karena Allah
sendiri memerintahkan agar manusia senantiasa memanjatkan doa kepada Allah, sebagaimana
dijelaskan dalam firman Allah berikut :
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ
عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Berdoalah
kepadaKu, Aku akan kabulkan doa kalian. Sungguh orang-orang yang menyombongkan
diri karena enggan beribadah kepada-Ku, akan dimasukkan ke dalam neraka
Jahannam dalam keadaan hina dina” (QS. Ghafir: 60)
Namun terkadang kita merasa bahwa doa kita tidak kunjung dikabulkan oleh
Allah. Tentunya hal itu dapat dikarenakan karena kita hanya asal berdoa tanpa
menghiraukan adab-adab dalam berdoa, selain itu doa kita tak kunjung dikabulkan
karena Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk kita, maka dari itu Allah
tidak mengabulkan doa sesuai permintaan kita namun menggantinya dengan sesuatu
yang lebih baik. Satu hal lagi yang penting adalah mungkin kita tidak berdoa di
waktu-waktu yang mustajab untuk berdoa. Waktu-waktu tersebut adalah waktu-waktu yang dijanjikan oleh Allah untuk
mengabulkan doa kita. Berikut ini adalah 13 waktu-waktu mustajab untuk berdoa
antara lain:
1. Ketika sahur atau sepertiga malam terakhir
Sebagaimana Allah berfirman
dalam Surat Adz-Dzariyat ayat 18 berikut:
وَبِالْأَسْحَارِ
هُمْ يَسْتَغْفِرُون
“Ketika
waktu sahur (akhir-akhir malam), mereka berdoa memohon ampunan” (QS. Adz
Dzariyat: 18)
Sepertiga malam yang paling
akhir adalah waktu yang penuh berkah, sebab pada saat itu Allah turun ke langit dunia dan
mengabulkan setiap doa hamba-Nya yang berdoa ketika itu. Rasulullah Shallallahu’alaihi
Wasallam bersabda:
“Rabb kita
turun ke langit dunia pada sepertiga malam yang akhir pada setiap malamnya.
Kemudian berfirman: ‘Orang yang berdoa kepada-Ku akan Ku kabulkan, orang yang
meminta sesuatu kepada-Ku akan Kuberikan, orang yang meminta ampunan dari-Ku
akan Kuampuni‘” (HR. Bukhari no.1145, Muslim no. 758)
Namun perlu
diperhatikan bahwa makna ‘turun’ dalam hadits bukan
berarti Allah turun sebagaimana manusia
turun dari suatu tempat ke tempat lain. Yang penting kita cukup mengimani bahwa
Allah turun ke langit dunia, karena yang berkata demikian adalah
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam diberi julukan Ash
shadiqul Mashduq (orang jujur yang diotentikasi kebenarannya oleh
Allah), tanpa perlu mempertanyakan dan membayangkan bagaimana caranya.
Dari hadits
diatas jelas
bahwa sepertiga malam terakhir adalah waktu yang
dianjurkan untuk memperbanyak berdoa. Lebih lagi di bulan Ramadhan, karena bangun di sepertiga malam akhir
bukanlah hal yang berat lagi karena bersamaan dengan waktu makan sahur. Oleh karena itu, manfaatkanlah
sebaik-baiknya waktu tersebut untuk berdoa.
2. Ketika berbuka puasa
Waktu
berbuka puasa pun merupakan waktu yang penuh keberkahan, karena diwaktu ini
manusia merasakan salah satu kebahagiaan ibadah puasa, yaitu diperbolehkannya
makan dan minum setelah seharian menahannya, sebagaimana hadits yang
diriwayatkan oleh Muslim berikut:
“Orang yang berpuasa memiliki 2 kebahagiaan:
kebahagiaan ketika berbuka puasa dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-Nya
kelak” (HR. Muslim, no.1151)
Keberkahan lain di waktu
berbuka puasa adalah dikabulkannya doa orang yang telah berpuasa, sebagaimana
sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
”Ada tiga
doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berbuka, doanya
pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi
no.2528, Ibnu Majah no.1752, Ibnu Hibban no.2405, dishahihkan Al Albani di Shahih
At Tirmidzi)
Oleh karena
itu, jangan lewatkan kesempatan baik ini untuk memohon apa saja yang termasuk
kebaikan dunia dan kebaikan akhirat.
3. Ketika malam Lailatul
Qadar
Pada malam
ini dianjurkan memperbanyak ibadah termasuk memperbanyak doa. Sebagaimana yang
diceritakan oleh Ummul Mu’minin Aisyah Radhiallahu’anha:
“Aku bertanya kepada Rasulullah: Wahai Rasulullah,
menurutmu apa yang sebaiknya aku ucapkan jika aku menemukan malam Lailatul
Qadar? Beliau bersabda: Berdoalah:
اللَّهُمَّ
إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa
fa’fu ‘anni [‘Ya Allah, sesungguhnya engkau Maha Pengampun dan menyukai sifat
pemaaf, maka ampunilah aku”]
(HR. Tirmidzi, 3513, Ibnu Majah, 3119, At
Tirmidzi berkata: “Hasan Shahih”)
Pada hadits
ini Ummul Mu’minin ‘Aisyah Radhiallahu’anha meminta diajarkan
ucapan yang sebaiknya diamalkan ketika malam Lailatul Qadar. Namun ternyata
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengajarkan lafadz doa.
Ini menunjukkan bahwa pada malam Lailatul Qadar dianjurkan memperbanyak doa,
terutama dengan lafadz yang diajarkan tersebut.
4. Ketika Adzan
Berkumandang
Selain
dianjurkan untuk menjawab adzan dengan lafazh yang sama, saat adzan
dikumandangkan pun termasuk waktu yang mustajab untuk berdoa.
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa tidak
tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil kemungkinan tertolaknya. Yaitu
ketika adzan berkumandang dan saat perang berkecamuk, ketika kedua kubu saling
menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Nata-ijul
Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
5. Di Antara Adzan Dan
Iqamah
Waktu jeda
antara adzan dan iqamah adalah juga merupakan waktu yang dianjurkan untuk
berdoa, berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
“Doa di antara adzan dan iqamah tidak tertolak”
(HR. Tirmidzi, 212, ia berkata: “Hasan
Shahih”)
Dengan
demikian jelaslah bahwa amalan yang dianjurkan antara adzan dan iqamah adalah
berdoa, bukan shalawatan, atau membaca murattal dengan
suara keras, misalnya dengan menggunakan mikrofon. Selain tidak pernah
dicontohkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam, amalan-amalan
tersebut dapat mengganggu orang yang berdzikir atau sedang shalat sunnah.
6. Ketika sedang sujud
dalam shalat
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ
مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ
“Seorang hamba berada paling dekat dengan
Rabb-nya ialah ketika ia sedang bersujud. Maka perbanyaklah berdoa ketika itu”
(HR. Muslim, no.482)
7. Ketika
sebelum salam pada shalat wajib
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Ada yang bertanya: Wahai Rasulullah, kapan doa kita
didengar oleh Allah? Beliau bersabda: “Diakhir malam dan diakhir shalat wajib”
(HR. Tirmidzi, 3499)
Ibnu Qayyim Al Jauziyyah dalam Zaadul
Ma’ad (1/305) menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘akhir shalat wajib’
adalah sebelum salam.
8. Di hari
Jum’at
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,
“Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menyebutkan
tentang hari Jumat kemudian beliau bersabda: ‘Di dalamnya terdapat waktu.
Jika seorang muslim berdoa ketika itu, pasti diberikan apa yang ia minta’. Lalu
beliau mengisyaratkan dengan tangannya tentang sebentarnya waktu tersebut” (HR.
Bukhari 935, Muslim 852 dari sahabat Abu Hurairah Radhiallahu’anhu)
Ibnu Hajar Al Asqalani dalam Fathul
Baari ketika menjelaskan hadits ini beliau menyebutkan 42 pendapat
ulama tentang waktu yang dimaksud. Namun secara umum terdapat 4 pendapat yang
kuat.
Pendapat pertama, yaitu waktu sejak imam naik
mimbar sampai selesai shalat Jum’at, berdasarkan hadits:
“Waktu
tersebut adalah ketika imam naik mimbar sampai shalat Jum’at selesai” (HR.
Muslim, 853 dari sahabat Abu Musa Al Asy’ari Radhiallahu’anhu).
Pendapat ini dipilih oleh Imam
Muslim, An Nawawi, Al Qurthubi, Ibnul Arabi dan Al Baihaqi.
Pendapat kedua, yaitu setelah ashar sampai
terbenamnya matahari. Berdasarkan hadits:
“Dalam 12
jam hari Jum’at ada satu waktu, jika seorang muslim meminta sesuatu kepada
Allah Azza Wa Jalla pasti akan dikabulkan. Carilah waktu itu di waktu setelah
ashar” (HR. Abu Daud, no.1048 dari sahabat Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu.
Dishahihkan Al Albani di Shahih Abi Daud).
Pendapat ini dipilih oleh At
Tirmidzi, dan Ibnu Qayyim Al Jauziyyah. Pendapat ini yang lebih masyhur
dikalangan para ulama.
Pendapat ketiga, yaitu setelah ashar, namun
diakhir-akhir hari Jum’at. Pendapat ini didasari oleh riwayat dari Abi Salamah.
Ishaq bin Rahawaih, At Thurthusi, Ibnul Zamlakani menguatkan pendapat ini.
Pendapat keempat, yang juga dikuatkan oleh Ibnu
Hajar sendiri, yaitu menggabungkan semua pendapat yang ada. Ibnu ‘Abdil Barr
berkata: “Dianjurkan untuk bersungguh-sungguh dalam berdoa pada dua waktu yang
disebutkan”. Dengan demikian seseorang akan lebih memperbanyak doanya di hari
Jum’at tidak pada beberapa waktu tertentu saja. Pendapat ini dipilih oleh Imam
Ahmad bin Hambal, Ibnu ‘Abdil Barr.
9. Ketika
turun hujan
Hujan
adalah nikmat Allah Ta’ala. Oleh karena itu tidak boleh mencelanya.
Sebagian orang merasa jengkel dengan turunnya hujan, padahal yang menurunkan
hujan tidak lain adalah Allah Ta’ala. Oleh karena itu, daripada tenggelam dalam
rasa jengkel lebih baik memanfaatkan waktu hujan untuk berdoa memohon apa yang
diinginkan kepada Allah Ta’ala:
“Doa tidak tertolak pada 2 waktu, yaitu ketika
adzan berkumandang dan ketika hujan turun” (HR Al Hakim, 2534, dishahihkan Al
Albani di Shahih Al Jami’, 3078)
10. Hari Rabu
antara Dzuhur dan Ashar
Sunnah ini
belum diketahui oleh kebanyakan kaum muslimin, yaitu dikabulkannya doa diantara
shalat Zhuhur dan Ashar dihari Rabu. Ini diceritakan oleh Jabir bin Abdillah Radhiallahu’anhu:
“Pada hari Rabu lah doanya dikabulkan, yaitu di antara
shalat Zhuhur dan Ashar” (HR. Ahmad, no. 14603, Al Haitsami dalam Majma Az
Zawaid, 4/15, berkata: “Semua perawinya tsiqah”, juga dishahihkan Al
Albani di Shahih At Targhib, 1185)
11. Ketika
Hari Arafah
Hari Arafah
adalah hari ketika para jama’ah haji melakukan wukuf di Arafah, yaitu tanggal 9
Dzulhijjah. Pada hari tersebut dianjurkan memperbanyak doa, baik bagi jama’ah
haji maupun bagi seluruh kaum muslimin yang tidak sedang menunaikan ibadah
haji. Sebab Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Doa yang
terbaik adalah doa ketika hari Arafah” (HR. At Tirmidzi, 3585. Di shahihkan Al
Albani dalam Shahih At Tirmidzi)
12. Ketika
Perang Berkecamuk
Salah satu
keutamaan pergi ke medan perang dalam rangka berjihad di jalan Allah adalah doa
dari orang yang berperang di jalan Allah ketika perang sedang berkecamuk,
diijabah oleh Allah Ta’ala. Dalilnya adalah hadits yang sudah disebutkan di
atas:
“Doa tidak tertolak pada dua waktu, atau minimal kecil
kemungkinan tertolaknya. Yaitu ketika adzan berkumandang dan saat perang
berkecamuk, ketika kedua kubu saling menyerang” (HR. Abu Daud, 2540, Ibnu Hajar
Al Asqalani dalam Nata-ijul Afkar, 1/369, berkata: “Hasan Shahih”)
13. Ketika
Meminum Air Zam-zam
Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
“Khasiat Air Zam-zam itu sesuai niat
peminumnya” (HR. Ibnu Majah, 2/1018. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih
Ibni Majah, 2502)
Demikian
penjelasan mengenai 13 waktu mustajab untuk berdoa. Semoga dengan
ini, kita dapat mempertebal keimanan kita dan semoga Allah dapat mengabulkan
doa-doa kita. Amin
Sumber:
Yulian Purnama, (2010).
Waktu-Waktu Terkabulnya Do’a. Diakses dari http://muslim.or.id/3853-waktu-waktu-terkabulnya-doa.html pada tanggal 11 Maret 2017
0 Response to "Doamu Belum Juga Terkabul ? Begini Solusinya (Nomor 5 Paling Gampang)"
Posting Komentar